Perjalanan Sebelum Menjelajah Ruang dan
Waktu
oleh: Arlina Lili Fatimah
1230124043
Pendidikan Matematika 2012
Penjelajahan ruang dan waktu, dalam benak kita, kita
akan bisa kembali ke masa lampau menggunakan lorong waktu, atau mengintip masa
depan. Pada konteks ini berbeda, hal yang akan dibahas adalah dalam konteks
filsafat.
Ruang dan waktu ada di luar diri kita, dekat sekali
dengan kita, kita mengalaminya, tetapi tidak dapat kita melihatnya. Ruang
secara materinya adalah sebuah ruangan dengan segala batasan-batasanya. Waktu
itu sesuatu yang terus berjalan dan menyebabkan segala sesuatu berubah-ubah.
Pada kesempatan ini, Rabu, 4 November 2015 kuliah
filsafat di ruang PPG 1 bersama dengan Prof. Dr. Marsigit, M. A membahas
sedikir substansi, dimensi dari runag dan waktu. Hal tersebut seperti material,
formatif, normatif, dan spiritual beserta interaksinya masing-masing.
Sebelumnya perkuliahan diawali dengan tes jawab singkat, dan seperti biasanya
hasil dari tes kurang memuaskan.
Dimensi Manusia
Material adalah obyek atau benda yang dapat dilihat
kasat mata, berbentuk fisik yang jelas,
dan memiliki sifat-sifatnya sendiri. Formal adalah aturan-aturan, hukum,
larangan, dsb yang bersifat memaksa. Normatif yaitu ilmu itu sendiri. Yang terakhir
adalah spiritual, dimensi tertinggi dari ketiga dimensi yang lain., yaitu
segala urusan kita dengan sang Pencipta.
Analitik dan Sintetik
Pada pertanyaan yang diberikan merupakan interaksi
antara empat dimensi tersebut yang pada saat itu kami memang belum mengerti.
Pertama, analitiknya material, apa itu? Analitik adalah logika pikir.
Analitiknya material, yaitu logika pikir tentang suatu benda yang menyangkut
banyak benda yang dipikirkan, yang dihitung, yang dikalikan, dsb. Selanjutnya
analitiknya formal, kemampuan logika pikir berhadapan dengan aturan-aturan, berati
hal tersebut adalah jumlahnya aturan-aturan. Analitiknya normatif, analitiknya normative
tidak lain tidak bukan adalah normative itu sendiri. Hal tersebut disebabkan
karena analitik sendiri adalah istilahnya normative. Logika pikir itu
istilahnya ilmu. Analitik dimensi tinggi yaitu analitiknya spiritual, yang
sebenar-benarnya adalah logikanya Tuhan. Seperti halnya analitik, sintetik juga seperti
itu. Sintetiknya material, artinya gabungan benda-benda, campuran benda,
interaksi antara benda. Selanjutnya sintetknya formal, yaitu gabungan
aturan-aturan atau hukum. Sintetiknya normative yaitu sintetik, sama seperti analitik sintetik itu istilahnya normative.
Selanjutnya sintetiknya dimensi paling tinggi yaitu spiritual, sintetikny
aspiritual adalah produk dari spiritual yaitu pahala.
Setelah ada analitik dan sintetik, ada juga apriori
dan aposteriori. Apriori itu adalah pikiran atau kemampuan. Jadi, dalam pikiran
itu ada analitik ada apriori. Analitik adalah logikanya sedangkan apriori
adalah kemampuannya berpikir. Apriorinya matrial, apriori terhadap benda, tidak
lain tidak bukan adalah benda pikirnya. Benda
pikir meliputi yang ada dan yang mungkin ada. Contohnya 2,3, 4, kubus, itu
semuanya benda pikir yang ada di dalam pikiran kita, sedangkan yang diluar (diluar
pikir, kasat mata) itu adalah contoh saja, istri itu benda pikir, nah yang
disamping suami itu contoh benda pikir. Tetapi jika istilahnya diturunkan
menjadi istilah psikologi, kemasyarakatan, sebena-benar seorang istri adalah
yang disamping suami, dalam spiritual sebenar-benar istri adalah yang tanda
tangan di buku nikah. Selanjutnya apriori formal yaitu aturan di dalam pikir.
Banyak aturan tidak dapat disebutkan satu per satu. Apriorinya normative, yaitu
apriori kemampuan berpikir ilmu yang kemampuan berpikir itu sendiri. Selanjutya
dimensi palin tinggi, yaitu apriorinya spiritual, yaitu takdir. Artinya kita
percaya takdir itu ada sehingga kita memikirkannya. Kita bisa memikirkan takdir
kita walaupun takdir itu belum terjadi.
Transenden
Transenden itu adalah hal yang memiliki dimendi
diatasnya sehingga transendenya material, bendanya para dewa, yang namanya para
dewa itu yang berada pada dimensi di. Contohnya, para kakak adalah para dewa
bagi para adik. Bank itu dewanya uangmu, yang dimensinya di atasnya. Dimensi
diatasnya itu mempunyai kuasa, mempunyai sifat mengatur yang ada di bawahnya.
Bank itu mengatur uang bukan uang mengatur bank. Maka transendenya material itu
adalah bendanya para dewa. “Hadphone mu itu adalah transenden material bagi
adikmu, disentuh saja marah, berati kamu memberlakukan benda yang transenden
material.” Transenden formal yaitu aturan para dewa, aturan kakak itu adalah
aturan para dewa bagi para adik. Transenden normative, adalah transenden. Transenden spiritual adalah
malaikat ke atas bagi manusia.
Relatif
Relatifnya material adalah sifat material yang relative.
Sifat suatu benda relative. Relatifnya formal adalah aturan yang longgar. Relatifnya
normatif adalah relative. Relatifnya spiritual adalah ciptaan Tuhan yang ada di
bumi ini bersifat relatif.
Absolut
Absolut adalah sesuatu yang bersifat tetap dan
memaksa. Absolutnya material adalah tidak ada. Tidak ada benda yang absolut,
tidak ada manusia yang absolut karena absolut hanya milik Tuhan. Absolutnya
formal adalah ketentuan Tuhan. Absolutnya normatif adalah ilmu Tuhan,
absolutnya spiritual itu adalah kuasa Tuhan.
Skeptis
Skeptisisme material itu benda-benda yang bergerak ,
skeptic berarti dia belum menentukan posisinya. Skepticismnya formal itu adalah aturan yang belum jelas.
Skeptisim normative adalah skeptis, skepticismnya spiritual adalah setan. Hal yang
membuat keraguan pada manusia adalah setan sehingga skeptisnya spiritual adalah
setan.
Jadi sebelum dapat menjelajah waktu perlu pemahaman
mengenai dimensi-dimensinya serta interaksinya dengan yang ada dan mungkin ada.
Sebagai contoh adalah uraian di atas. Menjelajah ruang dan waktu (menembus)
istilahnya adalah menyesuaikan dengan keadaan. Semua yang dilakukan tepat pada
situasi yang tepat. Contoh mudahnya adalah berpakaian yang rapi ketika sedang
kuliah, sehingga apabila kuliah tetapi berdandan layak nya seorang akan tidur
itu artinya tidak sesuai kondisinya. Atau dapat dikatakan seorang tersebut
belum bisa menembus ruang dan waktu.
Berikut
adalah pertanyaan dan tanggapan dari Prof. Dr. Marsigit, M. A pada saat kuliah
berlangsung:
Pertanyaan
1:
Bagaimana
membangun filsafat pada diri seseorang yang sebelumnya tidak mengetahui tentang
filsafat?
Sebelumnya
kita harus paham terlebih dahulu relefansi membangun filsafat pada seorang
tersebut. Untuk apa dan apa manfaatnya bagi seorang tersebut. Filsafat itu
melekat pada yang lain, ambilah esensinya misalnya berpikir kritis. Berpikir
kritis pun terbatas ruang dan waktu. Misalnya ayah dan ibu sedang bersendau
gurau, maka itu tidakperlu dipikirkan sehingga berpikir kritis terbatas ruang
dan waktu.
Pertanyaan
2:
Apa
yang dimalsud skeptic?
Skeptis
itu meragukan segala sesuatu. Skeptis sejak jaman Yunani sudah ada, ekstrimnya skeptic itu dialami oleh Rene
Descartes. Awalmulanya dia bermimpi, tetapi mimpinya itu sangat nyata sehingga Rene
Descartes tidak mampu membedakan antara mimpi dan kenyataan. Itu kemumgkinan
terjadi di negeri yang bersalju yang lingkunanya kalau melihat keluar itu serba
putih bersalju, dingin, kalau di sini mungkin tidak terjadi (sulit). Kalau
mimpi, mimpi dan kenyataan sulit dibedakan karena di mimpi melihat salju ya
seperti itu. Sehingga ia ingin mencari kepastian, andaikata diterapkan di sini
sekarang ini saya ragu-ragu kuliah atau mimpi sekarang ini. Maka semua yang
dilihat, semua yang dipikirnya ia tidak percaya, termasuk Tuhan, memikirkan
Tuhan pun dia sudah tidak lagi percaya. Walaupun pada akhirnya ia menemukan Tuhan
dengan cara tidak percaya dahulu. Kemudian ia mencari apa yg pasti tidak
diragukan lagi dan dia menemukan hal
yang pasti benar yaitu saya ini sedang bertanya, tidak ada yang bisa mendebat,
pasti benar. Aku bertanya maka aku ada. Saya berpikir maka saya ada.
Pertanyaan
3:
Bagaimana
yang dimaksud dengan transenden?
Taransenden
itu sifat yang ada di dimensi di atasnya, dosen itu transendennya mahasiswa. Mahasiswa
itu mengetahui sedikit tentang dosennya tetapi, dosen mengetahui banyak tentang
sifat mahasswa. Ayam itu dewanya bagi
cacing. Maka sifat ayam itu transenden bagi cacing.
Pertanyaan
4:
Apa
pentingnya calon pendidik belajar filsafat?
Hal
menjawab salah itu benar. Salah itu benar, filsafatnya falibism, denga filsafat
tersebut kita menyadari bahwa mendapat 0 itu benar karena memang disengaja agar
mahasiswa sadar. Agar tidak sombong,mencari ilmu tidak boleh didasari sombong. Kalau
guru menyadari setiap siswa itu dunianya menjawab salah, karena anak sedang
belajar. Gurunya marah-marah berati
gurunya tidak mengerti filsafat. Semua akan rugi. Adanya aliran falibism
sebagai payung untuk melindungi kepentingan para daksa, angota, dan siswa.
Pertanyaan
5:
Nilai
kebenaran filsafat didasarkan pada apa?
Kebenraan
ditentukan dari yang ada dan mungkin ada di dalam ruang dan waktu. Benar dirku
itu subyektif, benar diri kita itu obyektif, benar dalam pikiran itu ideal ,
benar di luar pikiran itu realis, kebenaran Tuhan absolut, kebenaran dunia
relative, kebenaranyya skeptic itu diragukan demikian seterusnya. Maka
kebenaran pikiran itu adalah konsisten atau koheren, kebenaran para dewa, para
logos. Kebenaran para daksa ada pada faktanya. Kebenaran subyek pada
predikatnya, kebenaran predikat pada subyeknya. Kebenaran kapital itu modalnya,
siapa yang dianggap ada itu yang bermodal. Kebenaran utilitarian itu asas
manfaat, kebenaran pragmatis itu praktisnya, kebenaran materialism ada pada
bendanya. Kebenaran spiritualisme itu ada pada firman Tuhan. Kebenarannya benda-benda itu relative,
kebenaran tuhan Absolut.
Pertanyaan
6:
Apa
filsafat dari nol?
Filsafat
dari nol adalah nihilism, jadi ketiadaan ditemukan oleh seorang ahli pada
akhirnya manusia itu hampa, tiada, manusia mengalami ketiadaan. Apabila dalam
agama, dicampur dengan psosiologi agar hidup bahagia. Contoh pada orang hindu,
bahagia itu tiada nafsu, tiada amarah, tiada cita-cita lagi, dalam keadaan
tiada naik ke nirwana maka aliranya nihilsme.
Pertanyaan
6:
Apa
yang dimaksud teleologi dalam ruang dan waktu?
Filsafat
yang membicarakan masa depan Immanuel Khant tokohnya dalam bukunya “Teleolgi”
dadaptasi oleh Darwin menjadievolusi. Masa depan dpat diproyeksikan dari
sekarang. Karena ikan-ikan di laut juga berevolusi karena disesuaikan dengan
aktiitasnya.
Semoga bermanfaat. Aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar