Pages

Menu

My Blog

Senin, 11 Januari 2016

Akhir Kuliah Filsafat, Sebenar-benarnya Awal



Pada hari Kamis,  tanggal 31 Desember 2015 diadakan kuliah tambahan matakuliah filsafat pendidikan matematika bersama Bapak Prof. Dr. Marsigit, M. A, selaku dosen matakuliah. Kuliah tambahan ini adalah kuliah pengganti sekaligus kuliah terakhir dalam semester 7 ini. Seperti biasa, perkuliahan dimulai dengan berdoa. Setelah berdoa, mahasiswa diminta untuk menuliskan pertanyaan di kertas yang kemudian dikumpulkan. Kuliah dengan pengajuan pertanyaan pertanyaan yang akan dijawab oleh dosen.

Pertanyaan 1:Bagaimana cara mengkomunikasikan matematika terhadap siswa pada saat pembelajaran dengan materi yang abstrak ?
Mengkomunikasikan matematika yang pertama dengan menyesuaikan ruang dan waktu. Hal yang kedua adalah perhatikan learning kontinunya atau learning trajectory nya. Sekarang mau belajar apa, dipengaruhi kemarin belajar apa, dan akan mempengaruhi apa pada pelajaran berikutnya. Itu yang dinamakan learning trajectory. Secara psikologi learning continue atau learning trajectory itu bersifat realistic matematik yang sudah ada walaupun agak kasar, matematika konkrit, model konkrit, model formal dan model matematika abstrak. Ruang dan waktu artinya materi yang abstrak itu diberikan pada siswa SMA ke atas, atau SMP kelas 9 ke atas sampai mahasiswa. Kalau anak kecil belum memenuhi ruang dan waktunya untuk mempelajari materi yang abstrak. Kemudian bagaimana cra mengkomunikasikannya, dengan membeerdayakan siswanya kemudian berikan kesempatan untuk merefleksikan, menginisiasi, dst.
Kuliah filsafat ini juga begitu.bagaimana cara mengajari anda filsafat? Pembelajaran filsafat tidak diajarkan tetapi, dosen memberikan fasilitas pada mahasiswa untuk mempelajari dan membangun filsafat. Misalnya fasilitas blog yamh disuguhkan berisi 600 posting,  kemudian apabila 2 posting dipakai dalam 1 kali pertemuan maka akan ada 300 minggu. Maka 5 tahun baru selesai kuliah filsafat, tentu merupakan hal yang tidak mungkin. Sehingga kita dituntut untuk membaca sendiri dan dibuktikan dengan adanya komen. Paradigma belajarnya yaitu anytime anywhere. Sebenar-benar hidup sebenar-benar dunia adalah kepercayaan itu sendiri. Kepercayaan membutuhkan komunikasi. Karena sebenar-benar cinta itu tidak cukup hanya diomongkan dan belum selesai pula maka kepercayaan itu perlu. Kata-kataku tidak bisa menggambarkan perasaanku.
Pertanyaan 2: Apakah mencari identitas juga termasuk dalam berfilsafat?
Belum tentu mencari identitas termasuk dalam filsafat karena mencari identitas bisa sadar dan tidak sadar. Padahal sebagian besar orang tidak menyadarinya, hanya sedikit orang yang bisa menceritakan bahwa dirinya tadi seprti ini, seperti ini, bahkan sebagian besar ada orang yang tidak berani menyampaiakan.
Pertanyaan 3: Apa arti sebuah nama?
Nama itu penting karena merupakan doa serta pemberian orang tua. Sehingga bagi orang tua pemberian nama hendaknya yang baik-baik dan wajar agar orang memanggilnya juga yang baik-baik saja.
Pertanyaan 4: Metode pembelajaran matematika seperti apa yang tidak mengandung perbudakan?
Metode yang tidak mengandung perbudakan adalah pembelajaran yang melayani kebutuhan siswa, metode yang berorientasi kepada siswa, dan menekankan pada aktivitas siswa.
Pertanyaan 5: Bagaimana ciri orang sudah menggapai ruang dan waktu?
Manusia sudah menggapai ruang dan wkatu meskipun ia tidak menyadarinya. Jangankan manusia batu saja sudah menggapai ruang dan waktu. Maka oarng yang telah menembus ruang dan waktu memiliki kesadaran yang sudah terstruktur merangkum struktur-struktur dunia. Maka ilmu dapat diibaratkan seperti gunung. Magma itu adalah hakekat ilmu (ontologisnya), abu dan lava juga manfaat ilmumendakinya kesana itu sebagai metodenya. Kemudian asapnya mencari kebenaran sampai kebenaran sejati milik Tuhan. (analog).
Pertanyaan 6: Apa itu paralogis dan antinomi..?
Paralogis antinomy itu kesalahan para dewa, maka sebagian besar daksa itu tidak memahaminya. Contoh lain adalah manusia dengan kucing peliharaanya. Manusia melakukan kesalahan tetapi kucing peliharaan tidak mengetahui kalau manusia melakukan kesalahan. Kalau yang melakukan kesalahan adalah para dewa maka para daksa tidak bisa berbuat apa-apa selain berdoa, pasrah, sabar tawakal. Tapi kalau yang salah adalah para daksa maka para dewa akan mengetahui dan serta merta akan menghakiminya.itulah perbedaan dimensi, kesadran structural.
Pertanyaan 7: Pada usia berapa anak bisa diajari berfilsafat?
Masih di dalam kandungan pun bisa diajari filsafat tinggal seperti apa maunya. Kita dituntut untuk cerdas dalam ruang dan waktu. Membaca elegi itu maksudnya mempelajari filsafat tanpa menyebut-nyebut filsafat, maksudnya adalah belajarnya orang awam. Agar orang tidak takut dengan kata-kata filsafat.
Dalam bentuk formal orang tua itu sangat sulit diajak berfilsafat apalagi anak muda, apalagi mahasiswa yang sedang berlari-lari disuruh berhenti kemudian merenung.
Pertanyaan 8: Apakah hakikat malas dalam filsafat?
Malas itu adalah gejala jiwa. Tetapi semua bisa diterangkan oleh filsafat. Secara filosofis malas itu adalah potensi, fatal dan fital. Artinya ia tidak terampil menembus ruang dan waktu. Orang yang berhasil itu adalah orang yang berhasil dengan elegan, dengan sukses, menembus ruang dan waktu. Jadi malas itu termasuk dia tidak mensyukuri dan tidak memahami apa yang terjadi.
Pertanyaan 9: Bagaimna  usaha kita agar tidak terjebak dengan mitos?
Mitos itu berstruktur ada yang ringan ada yang berat, ada yang simple ada yang kompleks, mitos dirimu masing-masing belum tentu mitos yang lain, mitos saya belum tentu mitos yang lain. Kadang-kadang orang tidak mampu melampaui batas-batas mitos karena terikat oleh banyak hal termasuk salah satunya adalah terikat oleh budayanya. Contohnya orang Yogyakarta tidak bisa terlepas dari mitos adanya Ny roro kidul, kerajaan selatan misalnya, penunggu gunung merapi misalnya karena itu tururn temurun. Namun ketika kita naikkan dimensi kita, niakkan lagi teknologi, ada informasi Indonesia sudah dikepung 15 pangkalan kapal Amerika, sehingga laut selatan yang ditakuti itu menjadi pangkalan. Tetapi keberadaan mitos itu juga penting agar manusia tidak merusak laut.
Urusan akhirat dan dunia ada gurunya. Kalau guru spiritual itu menunjuki membimbing danmenuntun dari dunia ke akhirat. Kalau guru dunia hanya menunjukkinya saja. Mitos itu dalam keadaan berhenti tapi mitos ada batasnya. Keyakinan bukan lah mitos. Mitos itu ada manfaatnya contohnya, untuk belajar anak kecil menggunakan mitos. Kalau semakin dewasa dikurangi mitosnya. Mitos menuju logos. Dan kadang-kadang perlu lupa hal-hal yang mengganggu.
Pertanyaan 10: Bagaimna menunjukkan kepada siswa hal yang ada dalam pikiranya adalah tidak tepat tanpa menurunkan semangatnya dalam memberikan ide?
Ide itu tidak diberikan atau ditanamkan, ide itu tumbuh dan berkembang. Yang direvisi / supervise adalah gurunya. Mau mengkritisi siswa itulah pentingnya komunikasi, seperti komen blog coba perhatikan, komen yang dibuat itu sebagian besar tidak tepat, tidak sesuai dengan syarat. Tetapi tidak bisa disalahkan. Kalau diitervensi secara langsung tidak elegan, inilah pentingnya komunikasi.
Pertanyaan 11: Apakah mempunyai tekad yang kuat terhadap masa depan mendahului kodratnya?
Menurut saya itulah ketrampilan hidup, menterjemahkan antara doa dan ikhtiar, terus seperti itu. Sehingga ada reserve ada cadangan seprti misalnya Bapak Marsigit, sekarang sudah menjadi professor. Padahal dahulu tidak ada tekad saya harus menjadi professor. Beliau hanya mengalir saja, berusaha membuat karya-karya. Maka beliau memiliki teknik ICT.
Benar merah itu ada yang tebal pendek, kecil panjang, terputus-putus, Cuma orang kekeh itu ada resikonya secara psikologi, bisa muncul kekecewaan, frustasi, dsb. Maka media social digunakan untuk komunikasi secara produktif. Sehingga mengetahui hubungan sebab akibat. Itu tergantung konteksnya. Ada saat bekerja keras ada saatnya kta sabar menunggu dan berdoa.
Pertanyaan 12: Bagaimana memperdalam ilmu di luarnegri sesuai dengan kemajuan teknologinya?
Ilmu dari luar dan ilmu dari dalam, ilmu dari luar itu kuat wadahnya, kuat bentuknya, kuat sintaknya. Sedangkan dari dalam negeri ilmunya kaya substansinya kaya konteksnya, kalau mau harmonis ya konteks dalam negeri ya wadahnya dalam negeri. Karena di tempat kita wadahnya dari luar bentuknya dari luar dan wadahnya dari dalam maka orang mencari jati diri, hidup diantara putaran-putaran transisi. Semua orang mengalami kecanggungan.
Pertanyaan 13 : Apa yang membedakan filsafat yang dipelajari oleh mahasiswa S1 dan mahasiswa S2?
Yang membedakan adalah pertama, jumlah komennya. Kedua intensif dan ekstensifnya. Ketiga, adalah tugas-tugasnya. Filsafat S2 lebih mendalam dipelajari tidak seperti S1 yang dituntut pemahamannya saja.
Pertanyaan 14 : Apakah filsafat juga merupakan ilmu agama?
Agama itu meliputi atau mengasi mengurusi baik dunia dan akhirat, apabila ilmu manusia mengatasi urusan dunia sebatas lagi memahami akhirat. Itulah keterbatasan manusia maka ada relatifitas. Maka jika orang kemudian juga menentang relatifitas menentang kodratnya. Manusia itu relative, yang absolute ketika di akhirat hanya milik Tuhan.
Pertanyaan 15: Bagaimana menghadapi rekan kerja yang baik di depan tetapi selalu menggunjing di belakang?
Kuncinya adalah komunikasi, dekati dengan struktur dimensi yang berhierarki. Struktur yang berhierarki adalah formal, naik normative, naik spiritual. Kalau spiritual adanya berdoa bersyukur. Secara normative, ya reflektif. Komunikasi penting karena yang spiritual saja terkena.
Closing: Keihklasan sangatlah penting, ketika rasulullah dikunjungi para sahabat. Dan para sahabat bertanya, ya rasul aku ingin melihat sebenar-benar wajahmu itu seperti apa? Rasulullah menjawab apabila engkau ingin melihat wajahku maka tengoklah lubang telinganya. Maka sahabat satu persatu menengok yang didapatinya adalah gelap. Satu orang yang tidak menengok, yaitu Abu Bakar. Ya rasul apalah arti menengok karena dalam keadaan apapun aku akan selalu memandang wajahmu. Wahai abu bakar, kau adalah muridku yang paling cerdas.
Sebenar-benar akhir dari kuliah ini adalah awal bagi para mahasiswa untuk memulai melihat segala sesuatu secara luas dan mendalam, semakin reflektif, paham akan ruang dan waktu, paham akan ilmu hidup. 

(Arlina Lili Fatimah/ 12301241043/Pendidikan Matematika 2012)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar