Pages

Menu

My Blog

Rabu, 06 Januari 2016

Perjalanan Sebelum Menjelajah Ruang dan Waktu



Perjalanan Sebelum Menjelajah Ruang dan Waktu
 oleh: Arlina Lili Fatimah
1230124043
Pendidikan Matematika 2012

Penjelajahan ruang dan waktu, dalam benak kita, kita akan bisa kembali ke masa lampau menggunakan lorong waktu, atau mengintip masa depan. Pada konteks ini berbeda, hal yang akan dibahas adalah dalam konteks filsafat.

Ruang dan waktu ada di luar diri kita, dekat sekali dengan kita, kita mengalaminya, tetapi tidak dapat kita melihatnya. Ruang secara materinya adalah sebuah ruangan dengan segala batasan-batasanya. Waktu itu sesuatu yang terus berjalan dan menyebabkan segala sesuatu berubah-ubah.
Pada kesempatan ini, Rabu, 4 November 2015 kuliah filsafat di ruang PPG 1 bersama dengan Prof. Dr. Marsigit, M. A membahas sedikir substansi, dimensi dari runag dan waktu. Hal tersebut seperti material, formatif, normatif, dan spiritual beserta interaksinya masing-masing. Sebelumnya perkuliahan diawali dengan tes jawab singkat, dan seperti biasanya hasil dari tes kurang memuaskan.

Dimensi Manusia
Material adalah obyek atau benda yang dapat dilihat kasat mata,  berbentuk fisik yang jelas, dan memiliki sifat-sifatnya sendiri. Formal adalah aturan-aturan, hukum, larangan, dsb yang bersifat memaksa. Normatif yaitu ilmu itu sendiri. Yang terakhir adalah spiritual, dimensi tertinggi dari ketiga dimensi yang lain., yaitu segala urusan kita dengan sang Pencipta.

Analitik dan Sintetik
Pada pertanyaan yang diberikan merupakan interaksi antara empat dimensi tersebut yang pada saat itu kami memang belum mengerti. Pertama, analitiknya material, apa itu? Analitik adalah logika pikir. Analitiknya material, yaitu logika pikir tentang suatu benda yang menyangkut banyak benda yang dipikirkan, yang dihitung, yang dikalikan, dsb. Selanjutnya analitiknya formal, kemampuan logika pikir berhadapan dengan aturan-aturan, berati hal tersebut adalah jumlahnya aturan-aturan. Analitiknya normatif, analitiknya normative tidak lain tidak bukan adalah normative itu sendiri. Hal tersebut disebabkan karena analitik sendiri adalah istilahnya normative. Logika pikir itu istilahnya ilmu. Analitik dimensi tinggi yaitu analitiknya spiritual, yang sebenar-benarnya adalah logikanya Tuhan.  Seperti halnya analitik, sintetik juga seperti itu. Sintetiknya material, artinya gabungan benda-benda, campuran benda, interaksi antara benda. Selanjutnya sintetknya formal, yaitu gabungan aturan-aturan atau hukum. Sintetiknya normative yaitu sintetik, sama seperti analitik  sintetik itu istilahnya normative. Selanjutnya sintetiknya dimensi paling tinggi yaitu spiritual, sintetikny aspiritual adalah produk dari spiritual yaitu pahala.
Setelah ada analitik dan sintetik, ada juga apriori dan aposteriori. Apriori itu adalah pikiran atau kemampuan. Jadi, dalam pikiran itu ada analitik ada apriori. Analitik adalah logikanya sedangkan apriori adalah kemampuannya berpikir. Apriorinya matrial, apriori terhadap benda, tidak lain tidak bukan adalah  benda pikirnya. Benda pikir meliputi yang ada dan yang mungkin ada. Contohnya 2,3, 4, kubus, itu semuanya benda pikir yang ada di dalam pikiran kita, sedangkan yang diluar (diluar pikir, kasat mata) itu adalah contoh saja, istri itu benda pikir, nah yang disamping suami itu contoh benda pikir. Tetapi jika istilahnya diturunkan menjadi istilah psikologi, kemasyarakatan, sebena-benar seorang istri adalah yang disamping suami, dalam spiritual sebenar-benar istri adalah yang tanda tangan di buku nikah. Selanjutnya apriori formal yaitu aturan di dalam pikir. Banyak aturan tidak dapat disebutkan satu per satu. Apriorinya normative, yaitu apriori kemampuan berpikir ilmu yang kemampuan berpikir itu sendiri. Selanjutya dimensi palin tinggi, yaitu apriorinya spiritual, yaitu takdir. Artinya kita percaya takdir itu ada sehingga kita memikirkannya. Kita bisa memikirkan takdir kita walaupun takdir itu belum terjadi.

Transenden
Transenden itu adalah hal yang memiliki dimendi diatasnya sehingga transendenya material, bendanya para dewa, yang namanya para dewa itu yang berada pada dimensi di. Contohnya, para kakak adalah para dewa bagi para adik. Bank itu dewanya uangmu, yang dimensinya di atasnya. Dimensi diatasnya itu mempunyai kuasa, mempunyai sifat mengatur yang ada di bawahnya. Bank itu mengatur uang bukan uang mengatur bank. Maka transendenya material itu adalah bendanya para dewa. “Hadphone mu itu adalah transenden material bagi adikmu, disentuh saja marah, berati kamu memberlakukan benda yang transenden material.” Transenden formal yaitu aturan para dewa, aturan kakak itu adalah aturan para dewa bagi para adik. Transenden normative, adalah  transenden. Transenden spiritual adalah malaikat ke atas bagi manusia.

Relatif
Relatifnya material adalah sifat material yang relative. Sifat suatu benda relative. Relatifnya formal adalah aturan yang longgar. Relatifnya normatif adalah relative. Relatifnya spiritual adalah ciptaan Tuhan yang ada di bumi ini bersifat relatif.

Absolut
Absolut adalah sesuatu yang bersifat tetap dan memaksa. Absolutnya material adalah tidak ada. Tidak ada benda yang absolut, tidak ada manusia yang absolut karena absolut hanya milik Tuhan. Absolutnya formal adalah ketentuan Tuhan. Absolutnya normatif adalah ilmu Tuhan, absolutnya spiritual itu adalah kuasa Tuhan.

Skeptis
Skeptisisme material itu benda-benda yang bergerak , skeptic berarti dia belum menentukan posisinya. Skepticismnya  formal itu adalah aturan yang belum jelas. Skeptisim normative adalah skeptis, skepticismnya spiritual adalah setan. Hal yang membuat keraguan pada manusia adalah setan sehingga skeptisnya spiritual adalah setan.
Jadi sebelum dapat menjelajah waktu perlu pemahaman mengenai dimensi-dimensinya serta interaksinya dengan yang ada dan mungkin ada. Sebagai contoh adalah uraian di atas. Menjelajah ruang dan waktu (menembus) istilahnya adalah menyesuaikan dengan keadaan. Semua yang dilakukan tepat pada situasi yang tepat. Contoh mudahnya adalah berpakaian yang rapi ketika sedang kuliah, sehingga apabila kuliah tetapi berdandan layak nya seorang akan tidur itu artinya tidak sesuai kondisinya. Atau dapat dikatakan seorang tersebut belum bisa menembus ruang dan waktu.

Berikut adalah pertanyaan dan tanggapan dari Prof. Dr. Marsigit, M. A pada saat kuliah berlangsung:

Pertanyaan 1:
Bagaimana membangun filsafat pada diri seseorang yang sebelumnya tidak mengetahui tentang filsafat?
Sebelumnya kita harus paham terlebih dahulu relefansi membangun filsafat pada seorang tersebut. Untuk apa dan apa manfaatnya bagi seorang tersebut. Filsafat itu melekat pada yang lain, ambilah esensinya misalnya berpikir kritis. Berpikir kritis pun terbatas ruang dan waktu. Misalnya ayah dan ibu sedang bersendau gurau, maka itu tidakperlu dipikirkan sehingga berpikir kritis terbatas ruang dan waktu.

Pertanyaan 2:
Apa yang dimalsud skeptic?
Skeptis itu meragukan segala sesuatu. Skeptis sejak jaman Yunani sudah ada,  ekstrimnya skeptic itu dialami oleh Rene Descartes. Awalmulanya dia bermimpi, tetapi mimpinya itu sangat nyata sehingga Rene Descartes tidak mampu membedakan antara mimpi dan kenyataan. Itu kemumgkinan terjadi di negeri yang bersalju yang lingkunanya kalau melihat keluar itu serba putih bersalju, dingin, kalau di sini mungkin tidak terjadi (sulit). Kalau mimpi, mimpi dan kenyataan sulit dibedakan karena di mimpi melihat salju ya seperti itu. Sehingga ia ingin mencari kepastian, andaikata diterapkan di sini sekarang ini saya ragu-ragu kuliah atau mimpi sekarang ini. Maka semua yang dilihat, semua yang dipikirnya ia tidak percaya, termasuk Tuhan, memikirkan Tuhan pun dia sudah tidak lagi percaya. Walaupun pada akhirnya ia menemukan Tuhan dengan cara tidak percaya dahulu. Kemudian ia mencari apa yg pasti tidak diragukan lagi  dan dia menemukan hal yang pasti benar yaitu saya ini sedang bertanya, tidak ada yang bisa mendebat, pasti benar. Aku bertanya maka aku ada. Saya berpikir maka saya ada.

Pertanyaan 3:
Bagaimana yang dimaksud dengan transenden?
Taransenden itu sifat yang ada di dimensi di atasnya, dosen itu transendennya mahasiswa. Mahasiswa itu mengetahui sedikit tentang dosennya tetapi, dosen mengetahui banyak tentang sifat mahasswa. Ayam itu dewanya  bagi cacing. Maka sifat ayam itu transenden bagi cacing.

Pertanyaan 4:
Apa pentingnya calon pendidik belajar filsafat?
Hal menjawab salah itu benar. Salah itu benar, filsafatnya falibism, denga filsafat tersebut kita menyadari bahwa mendapat 0 itu benar karena memang disengaja agar mahasiswa sadar. Agar tidak sombong,mencari ilmu tidak boleh didasari sombong. Kalau guru menyadari setiap siswa itu dunianya menjawab salah, karena anak sedang belajar.  Gurunya marah-marah berati gurunya tidak mengerti filsafat. Semua akan rugi. Adanya aliran falibism sebagai payung untuk melindungi kepentingan para daksa, angota, dan siswa.

Pertanyaan 5:
Nilai kebenaran filsafat didasarkan pada apa?
Kebenraan ditentukan dari yang ada dan mungkin ada di dalam ruang dan waktu. Benar dirku itu subyektif, benar diri kita itu obyektif, benar dalam pikiran itu ideal , benar di luar pikiran itu realis, kebenaran Tuhan absolut, kebenaran dunia relative, kebenaranyya skeptic itu diragukan demikian seterusnya. Maka kebenaran pikiran itu adalah konsisten atau koheren, kebenaran para dewa, para logos. Kebenaran para daksa ada pada faktanya. Kebenaran subyek pada predikatnya, kebenaran predikat pada subyeknya. Kebenaran kapital itu modalnya, siapa yang dianggap ada itu yang bermodal. Kebenaran utilitarian itu asas manfaat, kebenaran pragmatis itu praktisnya, kebenaran materialism ada pada bendanya. Kebenaran spiritualisme itu ada pada firman Tuhan.  Kebenarannya benda-benda itu relative, kebenaran tuhan Absolut.

Pertanyaan 6:
Apa filsafat dari nol?
Filsafat dari nol adalah nihilism, jadi ketiadaan ditemukan oleh seorang ahli pada akhirnya manusia itu hampa, tiada, manusia mengalami ketiadaan. Apabila dalam agama, dicampur dengan psosiologi agar hidup bahagia. Contoh pada orang hindu, bahagia itu tiada nafsu, tiada amarah, tiada cita-cita lagi, dalam keadaan tiada naik ke nirwana maka aliranya nihilsme.

Pertanyaan 6:
Apa yang dimaksud teleologi dalam ruang dan waktu?
Filsafat yang membicarakan masa depan Immanuel Khant tokohnya dalam bukunya “Teleolgi” dadaptasi oleh Darwin menjadievolusi. Masa depan dpat diproyeksikan dari sekarang. Karena ikan-ikan di laut juga berevolusi karena disesuaikan dengan aktiitasnya. 

Semoga bermanfaat. Aamiin. 














Tidak ada komentar:

Posting Komentar